Dua anak buah matahari
Sembarangan menumpahkan cahaya dalam waktuku
Dua berbeda. Dua penuh pesona
Dua yang jauh dalam nyata
Yang satu menengadah dalam diam kepura-puraan
Yang satu sunyi dalam bungkam sungguhan
Dalam aku. Dalam waktuku
Mengisi setengah-setengah ruang jiwa yang keemasan
Keduanya hitam putih
Keduanya sebuah "kecuali"
Keduanya penuh "tapi"
Gulita. Pekat
Sunyi tapi selalu hangat
Kejam dalam lembutnya kejujuran, kamu
Selalu ada ketika aku tidak sedang dalam keadaan baik
Alasan aku selalu pulang untuk berbaring lega pada kamu, pada waktu mu
Obat segala sakit
Malaikat khusus milik orang beruntung itu
Diam membungkam alasan dalam ketidaktahuan, anda
Meyelinapkan banyak pesan dalam kata-kata. Semoga bukan bualan
Entah selalu saja aku sediakan ruang untuk kamu pulang
Inilah, yang slalu pergi dalam ketidaktahuan...
Dua anak matahari kiriman Tuhan,
Dua sinar dalam cahaya kejauhan
Dua kehidupan
Dua penghuni langit jauh. Setelah langit ke tujuh tapi bukan langit ke delapan
Terimakasih sudah menjadi pemeran dalam cerita ini .
© Mega Hadiyanti Khairunnisa 2010
monokrom??? apaan tuh, kenapa ga diganti ama hitam putih aja atau kata lain yang lebih original???
ReplyDeleteterimakasih sudah komen :)
ReplyDelete